Senin, 04 Juli 2011

biografi avenged sevenfold


Avenged Sevenfold (juga dikenal
sebagai A7X), adalah band beraliran
metal core yang berasal dari Huntington
Beach, California.
Mereka berasal dari tempat yang sama
dimana kesemuanya kecuali Synyster
Gates berasal dari sekolah yang sama,
yaitu Huntington Beach High School.
Mereka terbentuk di awal tahun 1999
dimana personil awalnya hanya
beranggotakan empat orang saja yaitu
M.Shadows, Zacky Vengeanc...e, The
Rev dan Justin Sane (Bass).
Nama Avenged Sevenfold diambil dari
salah satu kisah di dalam bibel. Walaupun
mengambil nama dari bibel, M.Shadows
mengakui bahwa bandnya tidak terlalu
religius ataupun bertujuan untuk
menyebarkan suatu kepercayaan religi
atau poltik kepada penggemarnya.
Dalam perjalanannya, Avenged
Sevenfold sempat berganti aliran dari
metal-core menjadi lebih ke arah
alternative metal. Rumor yang beredar
mengatakan hal ini dikarenakan sang
vokalis, M.Shadows harus menjalani
operasi akibat pita suaranya yang
sobek akibat melakukan scream yang
terlalu keras pada sebuah konser.
Namun dalam setiap kesempatan
wawancara, Avenged Sevenfold sering
menyangkal kebenaran rumor ini.
Perubahan aliran yang mereka lakukan
lebih dikarenakan mereka amat
menyenangi melakukan eksperimental
dalam bermusik dan ingin melakukan
evolusi dalam gaya dan aliran bermusik
mereka. Toh, pada kenyataan nya, hal
ini memang tidak benar.
Avenged Sevenfold memiliki lambang
yang merekan namakan “Deathbat”.
Lambang ini dirancang oleh teman
semasa SMA mereka, Micah Montague.
Lambang ini selalu muncul di setiap
konser mereka dan hampir selalu ada di
setiap album mereka.
Ciri khas yang dapat anda nikmati dalam
setiap musik mereka adalah nyanyian
yang melodik dan screaming, hardcore
riffs dan storming drum-beats. Dalam hal
bermusik, Avenged Sevenfold banyak
dipengaruhi oleh band-band seperti
Pantera, NOFX, Misfits, Guns N’ Roses,
Metallica, Dream Theater dan Iron
Maiden.
Mereka cenderung memainkan nuansa
agresif pada vokal, gitar, dan drum (bass
tetap statis). Dengan sentuhan yang
dinamis, mau keras atau lambat, mereka
tetap menggunakan harmonisasi yang
luar biasa dan komposisi yang teratur.
Sebut saja lagu-lagu yang sedikit melow,
seperti Seize The Day dan Dear God,
gitarnya tetap di drop Dm seperti halnya
metal-metal kebanyakan. Instrumen
individu orkestra, dengan bantuan Marc
Mann dan Steve Bartek dari Oingo
Boingo (dan yang saat ini mengatur
untuk Danny Elfman). Dengan senar
yang menjulang tinggi di "Afterlife," yang
menghantui dan kinerja teater "A Little
Piece Of Heaven," atau vokal lembut
seorang anak dalam "Unbound," band
kreatif dan beragam pendekatan yang
mengejutkan. Perkusi Lenny Castron
begitu dinamis untuk "Brompton Cocktail,"
Kemudian, ciri khasnya selain komposisi
dan drop, Syn memasukkan nuansa
sweep picking (arpeggio) di hampir
semua lagunya. Keindahan sweep
picking yang dipadukan dengan
kromatik, slide, dan teknik-teknik lainnya
bisa kita dengar di lagu The Wicked End.
Kemudian selain itu, tidak lupa juga
sentuhan akustik yang membawa
suasana seperti di Hawaii, bisa kita
dengar di lagu Sidewinder. Tapi, satu lagi
ciri khas yang tidak pernah lepas dari
mereka, menduetkan gitar Syn dan
Zacky, memakai double bass dengan
tempo yang beberapa kali lipat beat-nya
dari biasanya...
Album pertama mereka, Sounding the
Seventh Trumpet direkam ketika
mereka masih berumur 18 tahun. Album
ini dirilis dengan label Good Life
Recordings, tetapi setelah gitaris
Synyster Gates masuk Avenged
Sevenfold, album ini dirilis ulang dengan
label Hopeless Records. Lagu “To End
The Rapture” juga direkam ulang, kali ini
ditambahkan dengan permainan gitar
Synyster Gates. Dan akhirnya dirilis
pada bulan juli 2001. Walaupun yang
bermain bass dalam rekaman
pembentukan album adalah Justin Sane,
namun pemain bass yang tertera dalam
CD skin adalah Daemon Ash. Hal ini
dikarenakan sesaat sebelum proses
mixing album tersebut, Justin Sane
dikeluarkan dari band dan digantikan
Johnny Christ. Sampai saat ini belum
diketahui penyebab terusirnya Justin
Sane dari band tersebut.
Pada tahun 2003, mereka pun merilis full-
length album kedua mereka yang
bertajuk Waking The Fallen. Album ini
terjual sebanyak 175.000 copy di
Amerika Serikat dan mencapai peringkat
12 di dalam Independent Album Chart di
Amerika Serikat.
Album ketiga mereka, City of Evil, rilis di
tahun 2005. Album tersebut merupakan
salah satu album tersukses dari
Avenged Sevenfold. Bahkan album
tersebat sempat menduduki posisi 30
dalam US Billboard Chart dan terjual
sebanyak 730.000 copy di Amerika
Serikat saja. Saat itu Amerika Serikat
tengah jenuh dengan musik hip-hop dan
pop yang merajalela, lalu Avenged
Sevenfold merilis album mereka City of
Evil tepatnya pada tanggal 8 Juni, 2005.
Hits single Bat Country merupakan lagu
metal/rock pertama yang merajai MTV
TRL. Mereka mempopulerkan kembali
solo gitar dengan duet gitaris Synyster
Gates dan Zacky Vengeance yang
benar-benar memanaskan area moshpit.
Album tersebut mendapat sertifikat gold
dan memenangkan predikat Best New
Artist in a Video di MTV VMA 2006
untuk lagu Bat Country.
Pada tahun 2007, mereka pun kembali
menelurkan album baru yang bertajuk
Avenged Sevenfold. Dalam debutnya di
Amerika Serikat, album ini menempati
posisi ke empat dalam Billboard 200.
Album ini terjual sebanyak 94.000 copy
di Amerika Serikut dalam kurun waktu
satu minggu setelah perilisannya. Awal
Agustus 2007, mereka menjalani tur
Asia Pasifik mereka, dan sempat mampir
di Indonesia dan memainkan lagu mereka
pertama kali di depan publik. Lagu yang
berjudul Almost Easy tersebut mendapat
sambutan hangat dari penggemar di
seluruh dunia. Ketika itu band punk
Jogjakarta Endang Soekamti didaulat
menjadi band pembuka.
Tahun 2008, mereka berpartisipasi
sebagai headliners di tour Taste of Chaos
bersama dengan Bullet for My Valentine,
Atreyu, Blessthefall dan Idiot Pilot. Ketika
tour, mereka merekam sebuah DVD
yang mengandung 6 lagu baru mereka.
Dan di tahun 2008, mereka merilis
sebuah album yang berisi rekaman live
concert mereka di Long Beach, California
yang bertajuk Live in the LBC &
Diamonds in the Rough...
Akhir tahun 2009 merupakan akhir
tahun yg buruk bagi Avenged
Sevenfold dan fansnya diseluruh dunia,
karena tgl 28 Desember 2009 mereka
kehilangan sang drummer, The Rev.
Penyebab kematiannya tdk jelas, dan
pada tgl 6 Januari 2010 dia dimakamkan.
Berbulan kemudian keluarlah hasil otopsi
yg menyatakan The Rev meninggal
akibat overdosis.
Sbg pengganti sementara A7X menunjuk
Mike Portnoy, drummer Dream Theatre
utk menyelesaikan album ke-6 mereka
yg tertunda. MP dikontrak sbg additional
selama satu tahun.
Peluncuran album ke-6 mereka,
Nightmare, mendapat sambutan yg luar
biasa, khususnya di Indonesia. Usaha
A7X memainkan heavy metal dengan
lirik bernada putus asa direspons positif
oleh pencinta musik dunia. Album
mereka langsung mencatat penjualan 163
ribu kopi di minggu pertama sejak dirilis
pada 23 Juli lalu dan mampu meraih posisi
1 dalam US Billboard Chart 200, dimana
berhasil mengalahkan rapper Eminem
dan penyanyi bocah yg banyak
digandrungi oleh perempuan masa kini
(kebanyakan anak"), Justin Bieber.
Bahkan, saking kesalnya, Eminem
sempat membuat pernyataan yg
membuat telinga para pecinta musik rock
dan heavy metal panas. Tetapi, apapun
itu, Avenged Sevenfold sudah
membuktikan pada dunia bahwa mereka
masih bisa tetap eksis meski kehilangan
The Rev dan mereka bisa lebih baik dari
sebelumnya serta yang lebih penting,
terbukti Avenged Sevenfold yang
terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar